Danau Toba, Perpaduan Sempurna Antara Legenda dan Pesona


Mustahil jika belum pernah mendengar tentang Danau Toba, danau terbesar di Indonesia bahkan se-Asia Tenggara. Danau Toba merupakan danau vulkanik. Artinya, danau itu terbentuk dari peristiwa letusan gunung berapi. Begitu dahsyat letusan tersebut sehingga membentuk kawah yang sangat luas. Seiring dengan berjalannya waktu, kawah itu lambat laun dipenuhi air menjadi sebuah danau.

Danau seluas lebih dari 100 kilometer persegi tersebut dapat dikunjungi dengan menempuh perjalanan dari Kota Medan ke Parapat, Kabupaten Simalungun. Dibutuhkan waktu sekitar 4 jam menggunakan kendaraan yang melaju di jalan yang cukup bagus. Jika dibangun jalan tol Medan-Parapat atau terlebih dibangun bandara yang berlokasi lebih dekat, akses ke Danau Toba akan lebih terbuka.

Parapat yang berudara sejuk memang tempat yang tepat untuk mengagumi keindahan Danau Toba. Sejauh mata memandang akan dimanjakan dengan panorama danau luas seakan tak bertepi yang dikelilingi deretan bukit menghijau. Di tengah danau, terlihat Pulau Samosir yang menambah pesona keindahan Danau Toba.

Tentu tidak cukup sekadar menikmati keindahan panorama Danau Toba dari Parapat. Datangilah Pelabuhan Ajibata, dan mulailah berlayar menjelajahi keindahan Danau Toba. Sembari menikmati keindahannya, lepaskan sejenak nalar ilmiah untuk mendengarkan legenda terbentuknya Danau Toba yang dituturkan

Menyeberanglah ke Pulau Samosir untuk mengapresiasi budaya masyarakat Batak yang tinggal di pulau yang berada di tengah-tengah Danau Toba tersebut. Biasanya, perahu akan bersandar di pelabuhan Tomok. Aneka kerajinan masyarakat dapat dibeli di toko-toko cindera mata di desa wisata ini. Jika pengin membeli sesuatu yang khas, tentu saja kain ulos Batak yang harus menjadi pilihan.

Nuansa alami Pulau Samosir juga memberikan tantangan bagi kegiatan penjelajahan alam. Setidaknya, dua air terjun dan dua danau dapat menjadi tujuan. Bayangkan keberadaan danau yang berada di sebuah pulau yang juga dikelilingi danau. Menjelajahi keindahan Danau Toba dan Pulau Samosir memang tidak cukup waktu hanya sehari. Jangan khawatir, di Pulau Samosir juga mudah ditemukan penginapan dengan keramahan penduduk khas Batak Toba.

Sayangnya, jika memiliki waktu terbatas kegiatan penjelajahan itu sulit dilakukan. Meskipun demikian, seberapapun waktu yang tersedia, jangan lewatkan untuk menyeberang ke Pulau Samosir untuk mengenal budaya masyarakat setempat. Setidaknya, sempatkan untuk menari Tor-tor bersama boneka Sigale-gale dan menghadiri vonis di batu persidangan.

Menikmati saat-saat matahari tenggelam (sunset) di danau toba adalah saat-saat indah yang tidak terlupakan. Spot yang ideal untuk menyaksikan sunset di danau toba adalah Desa Lumban Binanga (Lumbin), Kecamatan Laguboti, Kabupaten Tobasa, sekitar 30 menit dari Balige. Untuk menuju tempat ini bisa menggunakan kendaraan bermotor.

Setelah tiba ke tempat yang du tuju, mengagumkan! hanya kata itu yang pantas ucapkan untuk menggambarkan keindahan Danau Toba saat matahari tenggelam di antara deretan Pegunungan Toba dan bias cahayanya yang jingga memantul indah di hamparan airnya. Angin pun bertiup menimbulkan riak ombak di permukaan danau. Beberapa nelayan terlihat mulai menebarkan jaringnya untuk menangkap ikan. Benar-benar sensasi berbeda.

Menyaksikan keindahan pesona alam danau toba serta mendengar legendanya  yang menakjubkan, pantaslah Danau Toba menjadi destinasi wisata unggulan di Indonesia. Bahkan pemerintah pada tahun 2016 telah menetapkan danau toba salah satu dari  10 destininasi unggulan yang diprioritaskan pengembangannya.   Jadi tunggu apalagi, ayo kunjungi danu toba, the wonderful of Indonesia. (DAM/dbs)

0 Response to "Danau Toba, Perpaduan Sempurna Antara Legenda dan Pesona "

Posting Komentar

Silahkan beri komentar