Kronik Ramadhan

Tradisi Membangunkan Sahur dan Menjelang Berbuka Puasa

Tepat jam 2.00 dinihari, segerombolan anak-anak muda melewati depan rumah memecahkan kesunyian malam. Dengan membawa alat musik ala kadarnya yang mereka temukan di pinggiran jalan atau mungkin juga telah mereka siapkan jauh-jauh sebelumnya. Mereka memukul-mukul benda-benda tersebut, sehingga menimbulkan alunan musik yang membuat bergoyang-goyang karenanya. "Teng-dug-teng-dug-teng, sahuuuur...sahur", teriakan yang cukup membangunkan orang yang sedang tertidur pulas.

Tembang ''Ilir-Ilir'' maupun tembang ‘ngepop’ yang diiringi musik kentungan, angklung, kendang, dan rebana terdengar sayup-sayup. Sekelompok anak muda terus berkeliling kampung bersyiar dengan melantunkan tembang, shalawat Nabi, berpantun, dan berpuisi.

Barisan pemusik itu tlasap-tlusup ke gang-gang. Pintu rumah penduduk diketuk hingga pemiliknya bangun. ''Saur, saur....!'' teriak salah satu dari mereka. Saat pemilik rumah membuka pintu dengan mata masih enggan dibuka karena kantuk, si penggugah langsung berakting membacakan pantun diiringi musik.

Jam 2.30, anak-anak muda itu lewat lagi di depan rumah dan masih memukul-mukulkan benda-benda yang mereka bawa sambil meneriakkan kata-kata sahur. Terdengar canda dan gelak tawa mereka.

Kegiatan membangunkan orang untuk makan sahur dengan menggunakan beraneka macam alat musik merupakan tradisi yang sudah ada sejak dahulu. Tradisi tersebut kemungkinan juga pernah dilakukan oleh orang-orang tua kita, tapi waktu itu mungkin cuma menggunakan musik kentungan dan rebana atau genjring, tidak selengkap sekarang .

Bagi orang yang tidak tahu, mungkin pada awalnya akan kaget,terbengong atau mungkin merasa terganggu saat dibangunkan untuk makan sahur dengan menggunakan alat-alat musik. Sebab, kelompok itu membangunkan warga sambil membaca puisi. Bahkan grup itu diolok-olok dan dibilang seperti orang gila karena malam-malam berteriak-teriak.

Di daerah Tapal Kuda (Banyuwangi, Jember, Situbondo, dan Bondowoso), tradisi membangunkan sahur dimeriahkan dengan musik patrol. Musik Patrol merupakan musik yang terdiri dari rangkain kentongan yang dapat menghasilkan suara yang harmonis.

Ngabuburit
Selain tradisi membangunkan sahur, menjelang berbuka puasa juga ada tradisinya. Namun tradisi menjelang/menunggu berbuka puasa yang paling terkenal ada di daerah Jawa Barat, istilah itu disebut Ngabuburit.

Kata ngabuburit berasal dari bahasa Sunda, artinya kurang lebih menunggu saat berbuka puasa. Padahal kata dasarnya sendiri sesungguhnya tidak ada hubungannya dengan puasa. Burit berarti sore. Ngabuburit berarti menunggu sore, dan tadinya sih tidak harus bulan puasa saja. Karena buka puasa dilakukan di sore hari (maghrib) maka akhirnya ngabuburit pun dipersempit artinya menjadi: menunggu saatnya buka puasa.

Sejak kapan aktivitas ngabuburit mulai dilakukan orang? Tidak ada yang tahu secara pasti. Tapi kemungkinan besar sejak orang berpuasa di bulan Ramadhan, karena kegiatan ini memang tujuannya untuk perintang-rintang waktu, biar nggak bosen nunggu waktu buka puasa. Banyak kegiatan yang dilakukan sebagai pengisi waktu di sore hari alias ngabuburit. Salah satunya misalnya program pesantren kilat yang digelar selama bulan Ramadhan. Kebanyakan memang dilakukan di sore hari. Sambil ngabuburit, sekaligus juga dapat tambahan ilmu keagamaan.

Tapi banyak juga aktivitas ngabuburit yang tidak ada kaitan langsung dengan nuansa keagamaan. Ya, ini sih benar-benar sekedar perintang-rintang waktu. Bisa jalan-jalan, bisa nongkrong di taman kota, baca buku, atau yang lainnya. Silakan pilih sendiri.

Sebetulnya memang tidak ada aturan yang mengatur kegiatan apa saja yang boleh dilakukan pada saat ngabuburit. Hanya saja, jangan sampai kegiatan ngabuburit ini mengurangi nilai ibadah puasa kita. Ngabuburit hanyalah aktivitas tambahan pada saat menjalankan ibadah puasa.Tujuannya agar kita tidak bosen menunggu saat buka puasa. Yang namanya aktivitas tambahan tentu tidak boleh mengalahkan aktivitas utama.

Pernah suatu ketika, digelar satu pertunjukan musik rock di Saparua Bandung, bertajuk Musik Ngabuburit. Banyak orang berharap mendapat tontonan menarik yang benar-benar bisa membuat hati senang, sekaligus barangkali nuansa religius yang lebih terasa. Tapi apa yang terjadi? Orang bebas makan minum dan merokok tepat di depan hidung orang yang lagi puasa. Banyak juga gadis-gadis yang berpakaian seksi dan menggoda hilir mudik.

Kegiatan utama yang sangat kental aspek religiusitasnya tersisihkan oleh aktivitas sampingan yang masuk hitungan sunat saja nggak, dan bahkan ternyata malah menimbulkan banyak godaan bagi yang sedang puasa. Ini terbalik, dan tentu saja tidak boleh terjadi. Dalam bahasa Sunda, diungkapkan dalam frasa singkat: cul dogdog tinggal igel. Ngabuburit? Tidak ada yang melarang. Tapi, cari kegiatan ngabuburit yang tidak mengurangi kebaikan puasa kita. Bahkan akan lebih baik jika aktivitas itu justru menambah kebaikan, semangat dan - kalau bisa - pahala puasa kita.

0 Response to "Kronik Ramadhan"

Posting Komentar

Silahkan beri komentar